1.
Benturan
Kepentingan
Perbedaan kepentingan
adalah situasi dimana seseorang kemungkinan tidak dapat menentukan point bahwa
ia mungkin akan termotivasi untuk melakukan suatu tindakan dengan kepentingan berbeda
dengan kepentingan yang seharusnya mereka lakukan. Terdapat beberapa tipe dari
perbedaan kepentingan, seperti kenyataan, potensi, atau khayalan. Perbedaan
kepentingan yang sesungguhnya ketika mengambil suatu motivasi untuk melakukan
aktivitas yang tidak benar. Konflik perbedaan kepentingan potensial adalah
situasi yang ada ketika terdapat kesempatan untuk suatu keuntungan menjadi
bujukan untuk melakukan tindakan mendapatkan keuntungan lain. Perbedaan
kepentingan imaginary/ khayalan adalah figment imajinasi seseorang.
2.
Etika
Dalam Tempat Kerja
Kebebasan dan martabat dari seseorang,
data pribadi dan property
·
Perbedaan dari hak seseorang, hak tenaga
kerja dan hak masyarakat/ public
·
Prosedur yang pantas: pemberitahuan dan
kandungan prosedur
·
Pengujian terhadap penyalahgunaan
substansi
·
Gangguan, sexual dan sebaliknya
Perlakuan yang adil
·
Diskriminasi : umur, gender, gaji
·
Kebijakan yang adil
Kesehatan dan lingkungan kerja yang aman
·
Harapan : beralasan, hak untuk tahu,
stress, kehidupan keluarga, productivity
·
Perhatian terhadap kualitas hidup :
asap, kesehatan
·
Lingkungan kerja yang ramah
Kemampuan untuk berlatih
·
Blind loyalty
·
Whistle blowing
3.
Aktivitas
bisnis internasional – masalah budaya
Ketika suatu perusahaan beroperasi
diluar pasar domestiknya, ada panduan yang harus ditawarkan kepada para
pegawainya, yang harus mencerminkan :
·
seberapa sering operasi akan berpengaruh
pada ekonomi local dan kebudayaan local
·
apakah praktik asing yang berbeda,
misalnya penyebarluasan, pemberian hadiah atau suap
·
reaksi terhadap perubahan stakeholders
domestic dan khususnya stakeholders utama, termasuk major customer (pelanggan
utama) dan pasar modal
Perusahaan
multinasional akan memberiakn pengaruh signifikan terhadap kebudayaan local,
sehingga mereka harus berhati hati agar tidak memberikan pengaruh buruk
terhadap :
·
Pasar tebaga kerja : tariff upah,
ketersediaan tenaga kerja
·
Bagan mentah dan input lainnya
·
Politik dan proses legal
·
Religius/ kepercayaan dan adat istiadat
Bila mereka mengabaikan
kepercayaan dan adapt istiadat setempat, maka perusahaan dan para pekerjanya
akan dituduh/ disalahkan terhadap “cultural imperialism” dan akan mengalami
kesulitan dalam menentukan aktivirasnya di masa depan
Permasalahan budaya
Mungkin permasalahan yang tersulit
adalah ketika terjadi perbedaan nilai antara stakeholder domestic dan Negara
asing. Perbedaan tersebut dapat meliputi:
·
izin untuk melakukan suap
·
penggunaan tenaga kerja dibawah umur/
anak anak
·
penggunaan budak sebagai tenaga kerja
·
kondisi tenaga kerja yang tidak sehat
·
perlakuan terhadap wanita
·
adanya penekanan rezim tertentu melalui
lokasi operasi
·
respek terhadap lingkungan
·
perjanjian dengan anggota keluarga
4.
Akuntabilitas
sosial
Perusahaan harus
mengakui bahwa walaupun mereka adalah akuntan untuk shareholders saja kini
mereka harus meningkatkan rangenya menjadi lebih luas kepada stakeholders.
Untuk memperluas hal tersebut, saat ini telah terjadi pergeseran paradigma yait
dari akuntabilitas kepada shareholders menjadi akuntabilitas kepada
stakeholders. Akibatnya, perusahaan harus meningkatkan perhatian dalam
pengukuran, lebih dari sekedar laporan keuangan untuk memuaskan para pemegang
saham yang bervariasi, mengetahui seberapa baik teknik manajemen bekerja dan
apa yang harus dilaporkan kepada board committee demi memenuhi pengungkapan
dalam kontrak perjanjian dan juga kepada public.
Beberapa cara yang
dapat digunakan untuk menjelaskan pengukuran dan aktivitas audit dalam area
audit dan akuntabilitas social, misalnya social accounting dan social auditing;
social performance reporting and audit, corporate social responsibility
accounting, corporate social performance reporting and audit dan corporate
ethical performance reporting and audit.
5.
Manajemen
Krisis
Krisis dapat diartikan
sebagai suatu waktu yang tidak stabil atau pernyataan tentang suatu pekerjaan
dimana suatu perubahan yang sangat menentukan menjadi tertunda. Krisis
manajemen sebaiknya meliputi seni memindahkan resiko dan ketidakpastian dalam
rangka untuk mencapai pengendalian yang lebih (melebihi tujuan dasar). Dasar
fundamental manajemen krisis adalah memahami empat fase krisis yaitu:
Warnig (peringatan) pre krisis; deteksi Acute
:
·
beberapa keurgain atau kerusakan telah
terjadi, berapa banyak tambahan kerusakan yang mungkin terjadi tergantuk kepada
kita
·
mencoba untuk kendalikan krisis
·
jika tidak bisa, cobalah untuk
mempengaruhi dimana, kapan dan bagaimana krisis tersebut akan terjadi
Chronic :
·
clean up dan recovery
·
post mortem; self analysis
·
rencana krisis manajemen selanjutnya
·
dapat tetap hidup/ bertahan
Resolution (penyelesaian) : Ketika
keadaan telah membaik dan telah utuh kembali
Sumber :
http://juliusdennypolii.blogspot.com/2007/09/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar