Sabtu, 05 Januari 2013

Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya (cost accounting) termasuk aspek penting dalam dunia akuntansi. Salah satu aktivitas yang paling fundamental dalam akuntansi biaya adalah penentuan biaya (costing)—yang dijadikan sebagai acuan dasar dalam menentukan harga jual produk/jasa. Esensi dari penentuan biaya (costing), tiada lain, merupakan aktivitas memilih dan menjalankan metode costing yang paling sesuai bagi perusahaan—mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, hingga penyajian laporan cost bagi pihak management.
Fungsi akuntansi biaya yang terkelola dengan baik, dapat memberikan informasi penting bagi manajemen sehubungan dengan: pengaruh dari penentuan harga jual suatu produk, kecenderunga cost, kinerja per departemen dan perusahaan secara keseluruhan, kapasitas pegawai dan produksi, bahkan berkontribusi besar terhadap penentuan strategi bisnis perusahaan hingga pada derajat tertentu.
Setengah dari alur akuntansi, di dalam perusahaan, ada di wilayah costing. Sehingga, bagi akuntan yang bekerja di dalam perusahaan (terutama manufaktur), kurangnya penguasaan akuntansi biaya adalah masalah serius, lubang kelemahan yang harus segara diatasi jika ingin menjadi akuntan yang handal di luar urusan jurnal-menjurnal dan penyusunan laporan keuangan.
Apakah cost accounting hanya urusan para cost accountant—sehingga mereka yang sudah ada di management/executive level dikecualikan? Justru chief accountant, controller dan CFO-lah yang paling berkepentingan terhadap pemilihan dan penerapan akuntansi biaya di dalam perusahaan yang mereka kelola. Merekalah yang harus menilai, menentukan, mengawasi, mengevaluasi dan mengubah metode costing yang diterapkan—jika dirasa perlu, agar tujuan perusahaan bisa dicapai dengan lebih efektif.
Bagaimana dengan akuntan publik dan para auditor? Merekapun wajib menguasai akuntansi biaya—kecuali bisa menghindar setiap kali diberi tugas memeriksa perusahaan manufaktur. Salah satu proses penting dalam auditing adalah melakukan cross-check terhadap arus uang, arus dokumen dan arus barang. Tanpa penguasaan akuntansi biaya yang mumpuni, mungkin mereka masih bisa memberikan pendapat, tetapi saya yakin judgement yang digunakan untuk mendukung pendapat itu akan sangat lemah.
Cakupan dari akuntansi biaya lumayan luas, tetapi intinya selalu berada di wilayah costing. Dan, seperti sudah saya sampaikan di awal tulisan, esensi dari penentuan biaya (costing) adalah: memilih dan menerapkan metode costing yang paling sesuai bagi karakter opersional perusahaan.
“Sesuai” yang saya maksudkan dalam hal ini adalah: bisa menghasilkan data yang paling akurat dan berdayaguna tinggi bagi proses pengambilan keputusan sehubungan dengan cost.
Ada beragam metode penentuan biaya (costing method) yang bisa diterapkan untuk mengumpulkan dan mengolah data-data cost: mulai dari job costing, process costing, standard costing, target costing, direct costing, dan lain sebagainya. Sehingga, seseorang yang ingin mumpuni dalam akuntansi biaya kudu mahir dalam menggunakan metode-metode tersebut.
Sebagai perkenalan di wilayah akuntansi biaya (cost accounting), saya akan mulai dengan membahas beragam metode costing—beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tetapi sebelum itu, ada hal yang penting untuk saya sampaikan, terutama mengenai pentingnya memilih metode costing yang paling sesuai untuk perusahaan.

Untuk Akuntansi Biaya Yang Lebih Baik, Abaikan Prinsip dan Standard Akuntansi

Rasanya saya tidak perlu lagi membahas mengenai peranan akuntansi di dalam lingkungan binis, semua akuntan rata-rata sudah tahu akan hal itu. TETAPI, dari pengalaman saya mensupervisi bagian accounting dan keuangan di beberapa perusahaan, saya menemukan:
  • Rata-rata, para akuntan sangat jarang berpikir tentang: bagaimana caranya memaksimalkan peranan cost accounting untuk menghasilkan informasi cost yang dapat dijadikan sebagai input dalam proses pengambilan keputusan—yang pada akhirnya dapat mengarahkan operasional perusahaan menuju pencapian tingkat profitabilitas maksimal.
  • Rata-rata, para akuntan hanya berkutat diseputaran masalah mengenai: bagimana caranya agar cost yang dihasilkan dari proses akuntansi biaya dapat dimasukan ke dalam Laporan Keuangan.

Akuntansi Manajemen

Pengertian Akuntansi manajemen adalah bagian dari pengertian akuntansi yang bertujuan membantu manajer untuk menjalankan tiga fungsi pokoknya, yaitu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Kehadiran akuntansi manajemen atau sistem informasi manajemen dalam perusahaan merupakan suatu sistem yang akan memberikan informasi kepada manajemen untuk membantu pihak-pihak internal untuk mencapai tujuan organisasinya.

Teknik-teknik dalam akuntansi manajemen membantu manajemen dalam menjalankan fungsi manajemen. Misalnya, menyusun anggaran (budget), melakukan analisis cost, volume, propit (CVP), analisis varian, dan pemilihan sistem pembebanan biaya yang tepat untuk penentuan harga jual. Pemilihan metode ini akan mempengaruhi keakuratan pembebanan biaya ke produk sehingga manajer dapat dengan tepat menentukan harga jual. Dengan demikian, dapat unggul dan bersaing dalam harga.

Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke pembebanan biaya berdasarkan aktivitas/activity based costing system (ABC-system). Dalam perkembangan akuntansi manajemen banyak sekali isu kontemporer dalam teknik-teknik manajemen mulai diterapkan, seperti metode just in time (JIT), total quality management (TQM), target costing, dan orientasi pelanggan.

Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami pergeseran. Jika dahulu menilai kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif keuangan, tetapi sekarang untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif harus dari dua perspektif yang dikenal dengan istilah balanced scorecard. Penilaian kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu keuangan (financial) dan non financial seperti penilaian pelanggan/ customer, pertumbuhan dan pembelajaran, serta proses bisnis internal.

Artikel terbaru mengenai akuntansi manajemen ditulis oleh Birnberg G. Jacod (2000) yang membahas tentang peranan riset keperilakuan dalam pendidikan akuntansi manajemen pada abad ke dua puluh satu. Birnberg menjelaskan bahwa materi akuntansi manajemen dalam tiga periode setelah Perang Dunia Kedua berakhir meliputi periode akuntansi biaya (the cost-accounting period), periode akuntansi manajemen modern (the modern management accounting period), periode akuntansi manajemen postmodern (The post-modern management accounting period). Fokus terbaru dalam akuntansi manajemen seperti dijelaskan oleh Hansen dan Mowen (2005) adalah activity based management, customer orientation, cross-functional perspective, total quality management, time as competitive element, efficiency dan E-business

Jumat, 04 Januari 2013

Akuntansi Keuangan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).  Dengan kata lain, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal yang ada hubungannya dengan akuntansi.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (standard setting body) pada saat tertentu.

Pernyataan di atas memberikan pemahaman bahwa   Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan buku petunjuk tentang akuntansi yang berisi konvensi atau kesepakatan, peraturan dan prosedur yang telah disahkan oleh suatu lembaga atau institut resmi.  Dengan kata lain Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)merupakan sebuah peraturan tentang prosedur akuntansi yang telah disepakati dan telah disahkan oleh sebuah lembaga atau institut resmi.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan Akuntan Indonesia selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku dan memberikan tafsiran dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek terutama dalam pembuatan laporan keuangan dalam memperolah informasi yang akurat sehubungan data ekonomi.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa  Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) mengacu pada penafsiran dan penalaran teori-teori yang “berlaku” dalam hal praktek “pembuatan laporan keuangan” guna memperoleh inforamsi tentang kondisi ekonomi.

Pemahaman di atas memberikan gambaran bahwa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berisi “tata cara penyusunan laporan keuangan” yang selalu mengacu pada teori yang berlaku, atau dengan kata lain didasarkan pada kondisi yang sedang berlangsung.

Hal ini menyebabkan tidak menutup kemungkinan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dapat mengalami perubahan/penyesuaian dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan kebutuhan informasi ekonomi.

Dari keseluruhan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi peraturan tentang perlakuan, pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang disusun oleh lembaga IAI yang didasarkan pada kondisi yang sedang berlangsung dan telah disepakati (konvensi) serta telah disahkan oleh lembaga atau institut resmi.

Sebagai suatu pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan merupakan suatu kemutlakan bagi setiap perusahasan dalam membuat laporann keuangan.  Namun paling tidak dapat memastikan bahwa penempatan unsur-unsur atau elemen data ekonomi harus ditempatkan pada posisi yang tepat agar semua dat ekonomi dapat tersaji dengan baik, sehingga dapat memudahkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menginterpretasikan dan megevaluasi suatu laporan keuangan guna mengambil keputusan ekonomi yang baik bagi tiap-tiap pihak.

Akuntansi Perusahaan Dagang

Akuntansi Perusahaan Dagang (APD)
adalah perusahaan yang kegiatannya menjual barang dagangan tanpa adanya proses produksi.

Proses produksi adalah pengolahan barang mentah menjadi barang jadi.

Kegiatan yang ada di perusahaan dagang :

  1. Pembelian
  2. Penjualan
  3. Pengeluaran Kas
  4. Penerimaan Kas
Syarat-syarat jual beli :
  • Loko Gudang : Pada syarat jual beli ini, pembeli harus menganggung biaya pengiriman barang dari gudang penjual ke gudang pembeli.
  • Franco Gudang : Kebalikannya syarat jual beli loko gudang, pada syarat jual beli ini, penjual menanggung biaya pengiriman barang sampai ke gudang pembeli.
  • Free on board : adalah syarat jual beli yang membebankan biaya pengiriman barang kepada pembeli dari luar negeri. Biaya pengiriman barangnya meliputi biaya dari pelabuhan muat penjual sampai ke pelabuhan penerima yang digunakan oleh si pembeli. Penjual di dalam negeri, dalam hal ini Indonesia, hanya menanggung biaya pengangkutan sampai ke pelabuhan muatnya saja.
  • Cost, Freight, and Insurance : dalah syarat jual beli dimana penjual harus menanggung biaya pengiriman barang dan asuransi kerugian atas barang yang dikirim.
Dua Jenis Potongan :
  1. Potongan Tunai : diberikan kepada pembeli karena melakukan pembelian secara tunai. Potongan tunai ini lazimnya dikaitkan dengan ketentuan pembayaran seperti misalnya 2/10,n/30. Artinya, perusahaan yang membayar dalam jangka waktu tertentu, 10 hari dalam contoh ini, dianggap membayar secara tunai sehingga diberi potongan tunai ini.
  2. Potongan dagang (trade discount); diberikan kepada pelanggan karena membeli banyak BD. Potongan dagang ini langsung dikurangkan dari harga sehingga tidak perlu akun tersendiri di akuntansinya.Potongan dagang ini diberikan jika pelanggan membeli dalam kuantitas yang banyak. Lazimnya dipotongkan dari daftar harga (price list) BD. Akuntansi mencatat harga sesungguhnya yang disepakati oleh pembeli dan penjual. Oleh karenanya, potongan dagang ini bukan sebagai pengurang harga beli BD. Dengan kata lain, harga beli BD yang dicatat akuntansi adalah harga setelah dikurangi potongan dagang.
Buku harian khusus yang ada dalam perusahaan dagang :
  1. Buku Harian Penjualan : digunakan untuk mencatat penjualan secara kredit
  2. Buku Harian Pembelian : digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit.
  3. Buku Harian Penerimaan Kas : digunakan untuk mencatat penjualan tunai dan penerimaan tagihan.
  4. Buku Pengeluaran Kas :  digunakan untuk mencatat pembelian tunai dan pembayarn hutang

Program Evaluation and Review Technique

1.       Pengertian
Masalah penjadwalan, perencanaan, dan pengawasan suatu proyek dari segi waktu biasanya dianalisis dengan salah satu model jaringan yang dinamakan Critical Path Method (CPM) atau Program Evaluation And Review Tehnique (PERT). CPM dan PERT pada dasarnya serupa, bedanya CPM adalah teknik deterministic sedangkan PERT bersifat probabilistik. Pada teknik deterministic, waktu kegiatan diasumsikan diketahui dengan pasti, sehingga merupakan nilai tunggal. Sedangkan pada PERT waktu kegiatan merupakan variable random yang memiliki distribusi probabilistik.
Salah satu tujuan dari analisis CPM/PERT adalah untuk menentukan waktu terpendek yang diperlukan untuk merampung proyek atau menentukan critical path, yaitu jalur dalam jaringan yang membutuhkan waktu penyelesaian paling lama. Kegiatan-kegiatan yang dilewati critical path dinamakan kegiatan kritis. Keterlambatan penyelesaian salah satu kegiatan ini akan menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek.
2.       Model Jaringan
Model Jaringan tersusun atas beberapa komponen utama:
         Kegiatan (activity), yaitu bagian dari keseluruhan pekerja yang dilaksanakan. Kegiatan suatu proyek disimbolkan dengan garis. Setiap kegiatan
menghubungkan dua peristiwa.
         Peristiwa (event), yaitu permulaan dan akhir suatu kegiatan. Biasanya peristiwa
digambarkan dengan suatu lingkaran atau nodes.
         Kegiatan semu (dummy), yaitu kegiatan yang tidak nyata. Suatu dummy
activity tidak memakan waktu dan sumber daya, jadi waktu kegiatan dan biaya
sama dengan nol.
3.       Distribusi Probabilitas Beta
Seringkali waktu penyelesaian kegiatan tidak diketahui dengan pasti atau merupakan variable random. Maka diperlukan asumsi tertentu tentang bentuk distribusi waktu penyelesaian kegiatan. Bentuk probabilistic waktu penyelesaian kegiatan tersebut dapat menggunakan distribusi beta.
Setiap kegiatan diasumsikan memberikan tiga kemungkinan waktu penyelesaian, yaitu:
1.              Optimistic time (a), ialah waktu terpendek untuk menyelesaikan kegiatan. Probabilitas waktu penyelesaian lebih pendek dan waktu ini sangat kecil.
2.              Most likely time (m), ialah waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan
kegiatan.
3.              Pessimistic time (b), ialah waktu terlama untuk menyelesaikan kegiatan. Probabilitas waktu penyelesaian lebih panjang dari waktu ini sangat kecil.
PERT juga mengasumsikan bahwa waktu kegiatan adalah Independen secara statistik, sehingga rata-rata dan varians waktu-waktu kegiatan itu dapat dijumlahkan untuk menghasilkan rata-rata dan varians waktu penyelesaian proyek. PERT juga mengasumsikan bahwa rata-rata dan varians waktu penyelesaian proyek mengikuti distribusi normal.
 
4.     Penjadwalan Kegiatan
Analisis PERT juga bertujuan menentukan jadwal kegiatan yang dapat menerangkan kapan kegiatan ini dimulai dan berakhir. Penjadwalan itu juga dapat menentukan critical path (sekaligus waktu minimum yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek) dan kegiatan apa saja yang dapat ditunda dan berapa lama.
1.         Earliest Time          : Waktu minimum yang diperlukan untuk
   menyelesaikan proyek
2.         Latest Time             : Waktu terakhir (paling lama) suatu event dapat  
      direalisasikan tanpa menunda waktu penyelesaian proyek
3.      Slack Kegiatan        : Waktu dimana suatu kegiatan dapat ditunda tanpa
                                    mempengaruhi penyelesaian proyek dengan waktu
                                    minimum

Status dan Kedudukan Bank Indonesia

Sebagai Lembaga Negara yang Independen
Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.
Sebagai Badan Hukum
Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.

Jenis-jenis Kredit



  Jenis jenis KreditJenis jenis kredit yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat dapat dilihatdari berbagai sudut , yaitu sebagai berikut :
1.      Dilihat dari Kegunaan
a.       Kredit Investasi
adalah kredit yang dipergunakan untuk melakukan investasi atau penanaman modal tetapi baru akan menghasilkan dalam jangkawaktu yang relatif lama.
b.      Kredit Modal Kerja
adalah kredit yang akan dipergunakan untuk menambah modalusaha debitur.
2.      Dilihat dari Sudut Tujuan Kredit
a.       Kredit Konsumtif
adalah kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperoleh /membeli barang-barang dan kebutuhan –kebutuhan lainnya yang bersifat konsumtif.
b.      Kredit Produktif
adalah kredit yang diberikan dengan tujuan untuk mempelancar  jalannya proses produksi.
c.       Kredit Perdaganga
adalah kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang- barang yang dijual lagi.
3.      Dilihat dari Sudut Jangka Wakt
a.       Kredit Jangka Pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun.
b.      Kredit Jangka MenengahMerupakan kredit yang memiliki jangka waktu yang kreditnya bekisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun.
c.       Kredit Jangka PanjangMerupakan kredit yang memiliki jangka waktu lebih dari 3 tahun.
4.      Dilihat dari Sudut Jaminan
a.       Kredit dengan Jaminan
adalah kredit yang diberikan dengan suatu jaminan . Jaminantersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud.
b.      Kredit tanpa Jaminan
adalah kredit yang diberikan tanpa jaminan atau barang atau orangtertentu.
5.      Dilihat dari Sudut Sektor Usaha
a.       Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor  perkebunan atau pertanian rakyat.
b.      Kredit Peternakan , merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor  peternakan seperti peternakan ayam, kambing atau sapi.
c.       Kredit Industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengahatau besar.
d.      Kredit Pertambangan ,yaitu kredit yang disalurkan kepada beranekaragam macam pertambangan.
e.      Kredit Pendidikan , merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan.
f.        Kredit Profesi ,merupakan kredit yang diberikan kepada beranekaragam profesi seperti dosen, dokter, dan pengacara.
g.       Kredit Perumahan yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.
h.      Kredit Koperasi , yaitu kredit yang diberikan kepada jenis-jeniskoperasi.