Perencanaan dan kendali
manajemen sangat penting bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan
multinasional. Namun, pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional terus
menerus, mata uang yang mengambang, resiko kedaulatan, pembatasan terhadap
pengirim dana lintas batas nasional, perbedaan dalam system pajak nasional,
perbedaan tingkat suku bungan dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang
berubah-ubah terhadap aktiva, laba, dan biaya modal perusahaan merupakan
variable yang memperumit keputusan manajemen. Persaingn global dan cepatnya
penyebarn informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional dalam
praktek akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain perubahan
pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan kinerja serta
koordinasi operasi global melalui joint venture dan kaitan strategis lainnya.
Perusahaan dalam
melakukan kendali manajemen memerlukan alat perencanaan yang dapat
mengidentifikasi factor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian terhadap
lingkungan eksternal dan internal. Alat tersebut membantu perusahaan dalam
mengenali kesempatan dan tantangan yang ada. Salah satu alat tersebut adalah
analisis WOTS-UP yang menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang
berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan. Akuntan juga dapat membantu
para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat dalam keputusan
perencanaan strategis. Kemudian, keputusan untuk melakukan investasi luar
negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam strategi global sebuah
perusahaan multinasional. Resiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing,
rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan
umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan
manfaat dan biaya investasi yng diusulkan. Perbedaan dalam hokum pajak, system
akuntansi, laju inflasi, resiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi
pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan
budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan
domestic.
Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan
multinasional atas model perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam
tiga bidang pengukuran:
1.
Menentukan pengembalian yang relevan untuk
investasi multinasional
2.
Mengukur ekspektasi arus kas
3.
Menghitung biaya modal perusahaan
multinasional.
Seorang manajer harus
menentukan tingkat pengembalian yang relevan untk mengalisis kesempatan
investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang relevan merupakan masalah
sudut pandang: proyek luar negeri atau induk perusahaan.
Pengembalian dari dua sudut pandang ini
dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal:
1.
Pembatasan oleh pemerintah atas
repatriasi laba dan modal,
2.
Biaya izin, royalt, dan pembayaran lain
yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak
perusahaan
3.
Perbedaan laju inflasi nasional
4.
Perubahan kurs valuta asing
5.
Perbedaan pajak.
Manajer keuangan harus
memenuhi banyak tujuan dengan memberikan respons kepada kelompok investor dan
noninvestor di organisasi dan di lingkungannya. Jika siatu investasi asing
tidak menjanjikan pengembalian yang telah disesuaikan resiko yang nilainya
lebih dari pengembalian yang diperoleh pesaing local, maka pemegang saham induk
perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di perusahaan local.
Bagi manajer perusahaan multinasional, mengukur ekspektasi arus kas suatu
investasi asing merupakan hal yang cukup menantang. Perkiraan penerimaan
didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antipasti penagihan. Beban
operasi dan pajak local juga sama-sama diramalkan. Namun demikian, terdapat
tambahan kerumitan yang harus dipertimbangkan:
·
Arus kas proyek vs induk perusahaan
·
Arus kas induk perusahaan yang terkait
dengan pendanaan
·
Pendanaan yang bersubsidi
·
Resiko politik
Proses ini juga harus
mempertimbangkan pengaruh perubahan dan fluktuasi nilai mata uang atas
ekspektasi pengembalian mata uang asing. Sumber utama arus kas induk meliputi
pinjaman dari induk perusahaan, dividen, biaya lisensi, beban overhead,
royalty, harga transfer untuk pembelian dari atau penjualan kepada induk
perusahaan, dan estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran arus kas ini memerlukan
pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional, kebijakan repatriasi pemerintah,
laju inflasi, dan kurs potensial masa depan serta perbedaan pajak.
Perbedaan dalam prinsip
akuntansi menjadi relevan jika manajer keuangan bergantung pada laporan
keuangan pro forma dengan dasar local ketika mengestimasikan arus kas masa
depan. Apabila aturan pengukuran yang digunakan untuk menyusun akun-akun ini
berbeda dari aturan yang digunakan di Negara asal induk perusahaan, maka dapat
terjadi perbedaan dalam estimasi arus kas.
Penyusunan system
informasi seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam
mendukung strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan. Keadaan geografi,
komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antara
manajer operasi local dengan manajer kantor pusat. Perkembangan dalam teknologi
informasi seharusnya mengurangi, tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali
kerumitan ini.
Rancangan system berpengaruh pada keberhasilan
yang dicapai:
1.
Penyebaran rendah dengan sentralitas
yang tinggi, digunakan oleh organisasi yang lebih kecil dengan operasi bisnis
internasional yang terbatas, dan system informasi domestic yang mendominasi
kebutuhan.
2.
Penyebaran tinggi dengan sentralisasi
yang rendah, digunakan oleh perusahaan multinasional dengan operasi di wilayah
geografis yang berbeda-beda.
3.
Penyebaran yang tinggi dengan
sentralitas yang tinggi, dijalankan oleh perusahaan dengan aliansi strategi di
seluruh dunia.
Sistem pengendalian
manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk
membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu
ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas
pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi organisasi
merupakan the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya.
Untuk dapat bertahan
dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, organisasi perusahaan
tidak cukup hanya mampu menjadi pencipta kekayaan (wealth-creating institution)
namun, dituntut untuk memiliki kemampuan jauh lebih dari itu, perusahaan
dituntut untuk menjadi institusi pelipatgandaan kekayaan (wealth-multiplying
institution) untuk membangun kemampuan perusahaan sebagai pelipat gandaan
kekayaan, manajemen perlu memanfaatkan sistem manajemen yang khusus didesain
untuk tujuan pelipatgandaan kekayaan.
Sistem pengendalian
yang efektif adalah sistem yang diarahkan kepada dua penyebab, diperlukannya
pengendalian ketidakmampuan personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui
perilaku yang diharapkan, ketidak mampuan personel di dalam mencapai tujuan
dapat dtingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan, serta penyediaan teknologi
memadai, ketidak mampuan personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui
prilaku yang diharapkan dapat dikurangi atau dihilangkan melalui :
1. Perumusan
Misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi secara jelas.
2. Pengkomunikasian
misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi kepada personel
perusahaan melalui personal behaviors para leaders organisasi dan operational
behavior. Melalui proses internalisasi, misi, visi, keyakinan dasar dan nilai
dasar organisasi dapat tertanam di dalam diri seluruh personel menjadi shared
mission, shared vision, shared beliefs dan shared values.Shared mission, shared
vision, shared belief dan shared values menjadikan karyawan berdaya untuk
mengendalikan perilakunya sesuai dengan yang diharapkan di dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
3. Sistem
pengendalian manajemen juga menyediakan berbagai sistem untuk melaksanakan proses
perencanaan dan implementasi rencana. Melalaui sistem pengendalian manajemen,
keseluruhan kegiatan utama untuk menjadikan perusahaan sebagai institusi
pencipta kekayaan dapat dilaksanakan secara terstruktur, terkoordinasi,
terjadwal dan terpadu sehingga menjanjikan tercapainya tujuan
perusahaan-perusahaan bertambahnya kekayaan dalam jumlah yang memadai.
Proses Struktur Sistem Pengendalian
Manajemen Proses sistem pengendalian manajemen terdiri dari enam tahap utama
berikut ini :
1. Perumusan
Strategi
Tahap perumusan strategi adalah
tahap yang sangat menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi.
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap tren perubahan lingkungan makro
dan lingkungan industri. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tren tersebut
dilakukan perumusan, misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai organisasi.
2. Perencanaan
Strategi
Setelah perusahaan merumuskan
tentang strategi yang dipilih untuk mewujudkan visi dan misi melalui
organisasi, strategi tersebut kemudian perlu diimplementasikan. Langkah pertama
adalah melaksanakan perencanaan strategik, dalam langkah ini strategi yang
telah dirumuskan diterjemahkan ke dalam neraca strategik yang komprehensif dan
koheren, yang terdiri dari tiga komponen : sasaran strategik, target, inisiatif
strategic
3. Penyusun
Program
Penyusunan program adalah proses
penyusunan rencana jangka panjang untuk menjabarkan inisiatif strategik yang
dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik. Pelaksanaan inisiatif strategik
memerlukan perencanaan sistematik langkah-langkah yang akan ditempuh oleh
perusahaan dalam jangka panjang ke depan beserta taksiran sumber daya yang
diperlukan untuk program, suatu rencana jangka panjang yang berisi
langkah-langkah strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik
tertentu beserta taksiran sumberdaya yang diperlukan.
4. Penyusunan
Anggaran
Penyusunan program adalah proses
penyusunan rencana jangka panjang untuk menjabarkan inisiatif strategik yang
dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik. Pelaksanaan inisiatif strategik
memerlukan perencanan sistematik langkah-langkah yang akan ditempuh oleh
perusahaan dalam jangka panjang ke depan beserta taksiran sumberdaya yang
diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah tersebut. penyusunan program
menghasilkan program, suatu rencana jangka panjang yang berisi langkah-langkah
strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik tertentu beserta
taksiran sumberdaya yang diperlukan untuk itu.
Penyusunan anggaran adalah proses
penyusunan rencana jangka pendek (biasanya untuk jangka waktu satu tahun) yang
berisi langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan dalam melaksanakan
sebagian dari program dalam penyusunan anggaran dijabarkan program tertentu ke
dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran, ditunjukkan
manajer dan karyawan yang bertanggung jawab dan dialokasikan sumberdaya untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
5. Implementasi
Setelah rencana menyeluruh selesai disusun, langkah berikutnya adalah
implementasi rencana. Dalam tahap implementasi rencana ini, manajemen dan
karyawan melaksanakan rencana yang tercantum dalam anggaran ke dalam kegiatan
nyata. Oleh karena anggaran adalah bagian dari program, dan program merupakan
penjabaran sasaran strategik dipilih sebagai penjabaran strategi yang
dirumuskan, maka dalam implementasi rencana, manajemen dan karyawan harus
senantiasa menyadari keterkaitan erat diantara implementasi, anggaran, program,
inisiatif, sasaran strategik dan strategi. Kesadaran demikian akan
mempertahankan langkah-langkah rinci yang dilaksanakan dalam tahap implementasi
tetap dalam rerangka yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi.
6. Pemantauan
Implementasi rencana memerlukan pemantauan, hasil setiap langkah yang
direncanakan perlu diukur untuk memerlukan umpan balik bagi pemantauan pelaksanaan
anggaran, program, dan inisiatif strategik. Hasil implementasi rencana juga
digunakan untuk memberikan informasi bagi pelaksana tentang seberapa jauh
target telah berhasil dicapai, sasaran strategik telah berhasil diwujudkan dan
visi organisasi dapat dicapai.
Sumber :
http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/perencanaan-dan-kendali-manajemen.html
http://pengantarbunga.blogspot.com/2010/01/sistem-perencanaan-dan-pengendalian.html
http://mikhaanitaria.blogspot.com/2011/05/perencanaan-dan-kendali-manajemen.html
http://banking.blog.gunadarma.ac.id/2012/06/06/bab-7-perencanaan-dan-kendali-manajemen-2/